Tragedi Kongo Timur: Serangan Kelompok Militan yang Diduga Berafiliasi ISIS Tewaskan Setidaknya 34 Orang di Gereja

Kinshasa, Republik Demokratik Kongo – Sebuah serangan brutal terjadi di sebuah gereja di wilayah timur Republik Demokratik Kongo (DRC), menewaskan setidaknya 34 orang. Serangan ini diduga dilakukan oleh anggota kelompok militan Allied Democratic Forces (ADF), yang diyakini memiliki hubungan dengan kelompok teroris Islamic State (ISIS).
Kejadian mengerikan ini terjadi pada hari Minggu, ketika para jemaat tengah beribadah. Para penyerang, yang bersenjata parang dan senjata tajam lainnya, menyerbu gereja tersebut dengan tanpa ampun. Jumlah korban tewas terus bertambah seiring berjalannya waktu, dan otoritas setempat masih berupaya untuk mengidentifikasi seluruh korban dan memberikan bantuan kepada para penyintas.
“Ini adalah tragedi yang sangat menyedihkan. Kami sangat berduka atas hilangnya nyawa yang tak bersalah ini,” kata seorang pemimpin sipil setempat, yang meminta anonimitas karena alasan keamanan. “ADF adalah ancaman nyata bagi keamanan dan stabilitas wilayah kami, dan kami mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan tegas untuk menghentikan kekerasan mereka.”
ADF adalah kelompok militan yang beroperasi di wilayah timur DRC selama beberapa dekade. Kelompok ini telah dituduh melakukan berbagai kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk pembunuhan, pemerkosaan, dan penculikan. Baru-baru ini, ADF telah meningkatkan aktivitasnya, dan serangan terhadap warga sipil semakin sering terjadi.
Serangan terhadap gereja ini memicu kecaman luas dari komunitas internasional. PBB dan Uni Afrika telah mengeluarkan pernyataan yang mengecam kekerasan tersebut dan menyerukan agar para pelaku dibawa ke pengadilan. Pemerintah DRC juga telah menyatakan belasungkawa atas tragedi ini dan berjanji untuk meningkatkan keamanan di wilayah tersebut.
Pemerintah DRC telah melancarkan operasi militer untuk melawan ADF, tetapi kelompok militan tersebut masih mampu melakukan serangan. Analis keamanan mengatakan bahwa ADF telah memanfaatkan ketidakstabilan politik dan ekonomi di wilayah tersebut untuk memantapkan pijakan mereka.
Kejadian ini mengingatkan kembali akan tantangan keamanan yang dihadapi oleh DRC, sebuah negara yang telah dilanda konflik selama bertahun-tahun. Kekerasan di wilayah timur DRC telah menyebabkan jutaan orang mengungsi dan menciptakan krisis kemanusiaan yang parah. Pemerintah DRC dan komunitas internasional perlu bekerja sama untuk mengatasi akar penyebab konflik dan membangun perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut.
Investigasi lebih lanjut sedang dilakukan untuk mengungkap motif di balik serangan ini dan mengidentifikasi seluruh pelaku. Masyarakat setempat berharap agar pemerintah dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi warga sipil dan mencegah terjadinya kekerasan serupa di masa depan.