ADVERTISEMENT

Yunani Kecam 'Invasi', Hentikan Asylum di Rute Mediterania: Situasi Pengungsi Memburuk di Tengah Gelombang Panas

2025-07-30
Yunani Kecam 'Invasi', Hentikan Asylum di Rute Mediterania: Situasi Pengungsi Memburuk di Tengah Gelombang Panas
BBC

Athena, Yunani – Pemerintah Yunani mengeluarkan peringatan keras mengenai apa yang mereka anggap sebagai 'invasi' setelah mengambil langkah kontroversial untuk menghentikan sementara penerimaan permohonan suaka di sepanjang rute Mediterania. Keputusan ini diambil di tengah gelombang panas ekstrem yang melanda negara tersebut, memperburuk kondisi yang sudah sulit bagi para pencari suaka dan pengungsi yang terdampar di pulau-pulau Yunani.

Peringatan 'invasi' ini muncul setelah peningkatan signifikan dalam jumlah orang yang mencoba mencapai Yunani dari Turki, terutama melalui laut. Pemerintah Yunani mengklaim bahwa jumlah kedatangan yang melonjak ini memberikan tekanan yang luar biasa pada sumber daya negara dan sistem suaka mereka. Mereka menuduh Turki tidak melakukan cukup upaya untuk mengendalikan pergerakan pengungsi dan pencari suaka menuju perbatasan Yunani.

“Kami menghadapi situasi yang sangat sulit. Kami tidak dapat terus menerima kedatangan orang dalam jumlah besar seperti ini,” kata seorang pejabat senior pemerintah Yunani, yang meminta anonimitas. “Kami harus melindungi perbatasan kami dan memastikan bahwa sistem suaka kami tidak kewalahan.”

Keputusan untuk menghentikan sementara penerimaan permohonan suaka telah menuai kritik dari organisasi hak asasi manusia dan kelompok bantuan, yang berpendapat bahwa langkah ini melanggar hukum internasional dan menempatkan orang-orang yang rentan dalam bahaya yang lebih besar. Mereka menekankan bahwa banyak orang yang mencoba mencapai Yunani melarikan diri dari perang, kekerasan, dan penganiayaan, dan berhak atas perlindungan internasional.

Situasi di pulau-pulau Yunani, khususnya Lesbos, Samos, dan Chios, semakin memprihatinkan. Para pengungsi dan pencari suaka, banyak di antaranya adalah pria, wanita, dan anak-anak, terpaksa tinggal di kondisi yang tidak manusiawi. Gelombang panas yang melanda negara tersebut memperburuk keadaan, dengan suhu mencapai lebih dari 40 derajat Celcius. Banyak yang hanya mengenakan pakaian tipis, seperti rompi atau bahkan tanpa baju, untuk mengatasi panas yang menyengat. Akses ke air bersih dan fasilitas sanitasi sangat terbatas, dengan hanya beberapa keran air dan tidak ada fasilitas mandi yang layak. Kondisi hidup yang tidak higienis ini meningkatkan risiko penyebaran penyakit dan menimbulkan masalah kesehatan lainnya.

PBB telah mendesak Yunani untuk membatalkan keputusan mereka dan memastikan bahwa semua pencari suaka dan pengungsi menerima akses yang adil dan efisien ke sistem suaka. Mereka juga menyerukan kepada negara-negara Uni Eropa untuk berbagi tanggung jawab dalam menampung dan melindungi orang-orang yang melarikan diri dari konflik dan penganiayaan. Situasi ini menjadi pengingat akan tantangan kemanusiaan yang kompleks yang dihadapi Eropa dalam menangani krisis pengungsi, dan perlunya solusi yang berkelanjutan dan berbasis hak asasi manusia.

Sementara itu, upaya untuk menekan kedatangan terus berlanjut. Patroli maritim Yunani secara aktif mencegah perahu-perahu pengungsi memasuki perairan teritorial Yunani, seringkali mendorong mereka kembali ke perairan Turki. Langkah-langkah ini telah memicu tuduhan tentang 'pushback' ilegal, yang melanggar hukum internasional.

Masa depan para pencari suaka dan pengungsi yang terdampar di Yunani tetap tidak pasti. Dengan sistem suaka yang terhenti dan kondisi hidup yang memburuk, mereka menghadapi prospek yang suram. Komunitas internasional harus bertindak cepat untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan menekan Yunani dan Turki untuk menghormati hak-hak orang-orang yang paling rentan.

ADVERTISEMENT
下拉到底部可发现更多精彩内容